Saturday 24 January 2009

Lima Tingkatan Dalam Mengerjakan Shalat


Tingkatan manusia dalam mengerjakan shalat berbeda-beda. Perhatikan dan nilailah diri anda, agar dapat mengetahui pada tingkatan ke berapakah anda sekarang? Ibnu Qayyim telah menjelaskan dalam kitabnya ”Madarij As-Salikin” yang intinya bahwa sesungguhnya seseorang tidak akan memahami dan menyadari akan nilai dari tingkatan-tingkatan ini, kecuali orang yang berjalan naik (berusaha untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi)

Tingkatan Pertama:
Orang yang termasuk dalam tingkatan ini adalah orang yang tidak menjaga waktu-waktu shalat, tidak menjaga wudhunya, rukun-rukun shalat yang bersifat lahir, serta tidak menjaga kekhusyukan dalam shalatnya. Berdasarkan kesepakatan para ulama, orang semacam ini akan disiksa oleh Allah SWT.

Palingkanlah diri anda dari tingkatan ini dan bersikaplah jujur kepada diri sendiri.

*klik tautan di bawah ini untuk membaca selengkapnya



Tingkatan kedua:
Yaitu orang-orang yang menjaga waktu-waktu shalat, menjaga wudhunya, dan menjaga rukun-rukun shalat yang bersifat lahir, tetapi ia mengabaikan kekhusyukan di dalam shalatnya (shalatnya tidak dilakukan dengan disertai kekhusyukan di dalam hatinya). Shalat orang semacam ini akan dihisab oleh ALLAH SWT dengan perhitungan yang ketat (susah).

Kebanyakan manusia berada pada tingkatan ini, bukankah demikian, wahai saudaraku?

Saya yakin anda sedang mengerutkan dahi dan berpikir. Ini merupakan hal yang bagus sementara Anda sibuk dengan diri sendiri.

Tingkatan ketiga:
Yaitu orang-orang yang menjaga waktu-waktu shalat, wudhunya, dan rukun-rukun shalat yang bersifat lahir, lalu ia terlihat sedang berusaha dengan bersungguh-sungguh untuk melawan setan dalam dirinya sehingga ia pada mulanya terlihat khusyuk, namun kemudian setan dapat mencuri bagian dari shalatnya, dan ia pun kemudian kembali berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melawan setan tersebut, dan demikian pula seterusnya. Orang yang semacam ini akan diampuni dosa-dosanya.

Ketahuilah bahwa ia telah melakukan dua perbuatan, yaitu perbuatan shalat dan perbuatan berusaha dengan sungguh-sungguh. Karena itu, ia pun akan memperoleh pahala dari beberapa bagian shalatnya yang dilakukan dengan khusyuk dan pahala jihad (berusaha dengan sungguh-sungguh) melawan setan dalam dirinya.

Tingkatan ketiga ini merupakan tingkatan yang sering dilewati oleh seseorang secara berulang-ulang, karena pada dasarnya, situasi dan kondisi manusia dapat berubah-ubah dengan perubahan yang drastis. Pada saat itulah, setan akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memanfaatkan berbagai kesempatan yang ada di dalamnya.

Tingkatan keempat:
Orang yang masuk pada tingkatan ini adalah orang-orang yang menjaga waktu-waktu shalat, wudhunya, dan rukun-rukunnya yang bersifat lahir, lalu ia melakukan shalatnya dengan khusyuk. Tingkatan ini merupakan tingkatan yang tinggi, dimana pada tingkatan ini seseorang telah berhasil mengalahkan setan setelah ia berjuang secara berulang-ulang. Orang semacam ini akan diberi pahala atas shalatnya.

Anda pasti berpikir, ”jadi tingkatan ini adalah tingkatan yang terakhir, dan hanya ada empat tingkatan, bukan lima?”. Wahai saudara ku yang tercinta, janganlah anda terburu-buru, karena masih ada tingkatan kelima.

Tingkatan kelima:
Yaitu orang-orang yang menjaga waktu-waktu shalat, wudhunya, dan rukun-rukun shalat yang bersifat lahir. Ia melakukan shalat dengan khusyuk , lalu ia mencabut hatinya dan menyerahkannya kepada ALLAH SWT. Ia sedang tidak berada di alam dunia ini karena ia sedang berada bersama ALLAH AWT. Hatinya tidak terkait dengan urusan-urusan duniawi, dan bisa dikatakan ia tidak mendengar dan melihat. Bahkan jika orang-orang yang berada di sekelilingnya meninggal dunia, ia pun tidak mengetahui. Inilah yang dimaksud oleh sabda NABI SAW. ”dijadikan (untukku) permata hatiku di dalam shalat”.

Orang semacam ini adalah orang yang hatinya telah didekatkan kepada ALLAH SWT. Sungguh, kebaikan orang-orang yang masuk dalam kategori al-abrar (orang-orang yang berbakti kepada ALLAH SWT) masih dianggap sebagai kejelekan bagi orang-orang yang hatinya telah didekatkan kepada ALLAH SWT.

Sungguh kita termasuk orang-orang yang miskin, orang-orang yang belum merasakan manisnya hal yang seperti ini.

Wahai saudaraku yang tercinta, sekarang, jawablah pertanyaan berikut ini. PADA TINGKATAN KEBERAPAKAH DIRI ANDA? Lalu berdoalah kepada ALLAH SWT agar DIA menjadikan Anda dan kita semua sebagai bagian dari golongan orang-orang yang hatinya didekatkan kepada ALLAH SWT.

No comments:

Post a Comment